skip to main |
skip to sidebar
LONDON - Otak manusia ternyata mengalami penyusutan secara bertahap dalam 20 ribu tahun terakhir. Penurunan volume ini terjadi terhadap manusia di seluruh dunia, baik dari jenis kelamin maupun dari rasnya.
"Selama 20.000 tahun terakhir, rata-rata volume otak laki-laki telah menurun dari 1.500 sentimeter kubik menjadi 1.350 sentimeter kubik. Menyusut sepertu sepotong ukuran bola tenis," tulis Kathleen McAuliffe dalam majalah Discover, yang dikutip Dailymail, Selasa (4/1/2011).
McAuliffe juga mengatakan penyusutan dalam proporsi yang sama juga dialami oleh otak perempuan. Demikian juga dengan otak yang terjadi pada manusia dari latar belakang suku di berbagai belahan dunia. Rata-rata mengalami penyusutan yang tidak sedikit.
Kendati otak mengalami penurunan bukan berarti akan berdampak juga terhadap berkurangnya kecerdasan manusia. Pasalnya menurut Dr John Hawks, seorang anthropologist dari University of Wisconsin, menyebutkan tiada hubungannya otak dengan kapasitas kecerdasan.
Beberapa ahli juga setuju dengan diagnosis ini bahwa otak kita mungkin telah menjadi lebih kecil ukurannya, tetapi semakin efisien. Tetapi yang lain percaya bahwa manusia memang terus menjadi lebih bodoh karena ia telah berevolusi.
Beberapa teori telah dikemukakan untuk menjelaskan misteri otak menyusut. Salah satunya adalah bahwa kepala besar yang diperlukan untuk bertahan hidup yang pada masa itu cuaca sangat dingin, dan penuh kegiatan di luar ruangan.
Teori kedua menjelaskan, perkembangan tengkorak kepala terjadi seiring dengan sulitnya mendapatkan penganan, seperti kelinci, rusa, rubah, dan kuda. Belakangan bahan makanan ini mudah didapat, sehingga pertumbuhan kepala terhenti.
Ahli lain mengaitkan hal itu dengan tingkat kematian bayi yang tinggi pada masa lalu. Bayi yang bertahan hidup cenderung memiliki kepala besar. Seiring dengan kemajuan pengobatan, angka kematian bayi menurun secara bertahap yang diikuti dengan penurunan secara proporsional ukuran otak manusia.